SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI...... TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA...... Putra Kalimas

Wednesday, May 13, 2015

Mengapa Susu Bisa Menetralkan Obat?

Susu banyak mengandung protein yang tersusun dari asam amino. Asam amino memiliko 2 gugus yaitu gugus asam karboksilat dan gugus amino. Jika ada asam maka akan bereaksi dengan gugus amino
Readmore »»

Friday, July 18, 2014

Kamboja


Kamboja adalah sekelompok tanaman dari genus Pulmeria. Adapun ciri-cirinya adalah memiliki daun yang jarang dan tebal. Bunga kamboja terdiri dari 5 mahkota yang memiliki variasi warna yang berbeda-beda.

Bunga kamboja sering kali terlihat sebagai simbol daerah. Misalnya simbol Negara Kamboja dan simbol Pulau Bali. Maklum saja, selain banyaknya tanaman bunga kamboja di daerah tersebut, tanaman ini juga memiliki bayak manfaat. Bunga kamboja sering digunakan dalam upacara tradisional dan upacara keagamaan. Dalam bidang kesehatan, bunga kamboja juga dapat digunakan sebagai obat. Tanaman kamboja biasa ditanam di area pura. Tanaman berbunga wangi ini juga sering dijumpai di makam-makam. Namun karena keindahan bunganya, tanaman kamboja pernah ngetrend menjadi tanaman hias sehingga harganya pun mahal. Tanaman kamboja juga dibudidayakan untuk bunga potong.
Readmore »»

Thursday, July 10, 2014


Nasi tumpeng adalah nasi yang dibentuk lancip seperti kerucut. Nasi yang digunakan dapat berupa nasi putih maupun nasi kuning. Dalam penyajiannya, nasi tumpeng lengkapi dengan lauk dan sayur disekelilingnya. Nasi tumpeng biasanya diletakkan diatas tampah dan dialasi daun pisang.
Dalam adat Jawa, nasi tumpeng biasa digunakan di dalam acara-acara besar seperti upacara pernikahan, tradisi nyadran, upacara potong tumpeng, peringatan hari lahir dan . Pada saat ini tumpeng sering digunakan dalam upacara peresmian dan pengangkatan. Dalam penyajian tumpeng biasanya didahului dengan berdoa bersama. Setelah berdoa, ujung tumpeng dipotong oleh pejabat tertinggi. Selanjutnya tumpeng dibagi-bagi dan dimakan bersama.
Dalam budaya jawa, tumpeng memiliki beberapa makna yang merupakan doa. Bentuk tumpeng seperti gungung memiliki makna spiritual. Dalam filsafat jawa, gunung adalah tempat paling dekat dengan langit dan surga. Gunung juga merupakan puncak yang paling tinggi. Bentuk tumpeng mengandnung harapan dapat meningkatkan kesejahteraan dan mendapat derajat tinggi. Lauk dan sayuran disekeliling tumpeng meliki arti kesuburan dan kemakmuran.
Readmore »»

Monday, December 23, 2013

Wednesday, December 18, 2013

Wednesday, March 27, 2013

Tradisi Saparan




Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dan suku bangsa. Hal tersebut menyebabkan Indonesia kaya akan budaya. Budaya Indonesia yang beraneka warna merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya, baik yang berupa benda, pola pikir ataupun tradisi.
Belakangan ini banyak budaya indonesia yang mulai berkurang peminatnya. Akibatnya banyak budaya-budaya daerah yang hilang ataupun diakui oleh negara lain. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui hal-hal yang menyebabka suatu budaya ditinggalkan oleh peminatnya. Selanjutnya kita akan tahu dan harus melaksanakan upaya-upaya untuk melestarikan budaya-budaya kita.
Salah satu budaya yang mulai berkurang peminatnya adalah Tradisi Saparan. Tradisi ini ada di Dusun Pandak, Lebak, Grabag, Magelang. Ditinjau dari manfaatnya, tradisi ini sangat penting baik dari segi lingkungan maupun masyarakat. Namun akhir-akhir ini, pendukung tradisi Saparan ini mulai berkurang. 
Setiap Bulan Sapar, di Dusun Pandak, Desa lebak, Grabag, Magelang diadakan suatu tradisi, yaitu Saparan. Tradisi ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan atas karunia yang diberikan, yaitu berupa mata air yang tetap lestari yang dikenal dengan Tuk Leri. Tuk Leri adalah salah satu mata air yang berada di Desa Lebak. Mata air ini mengalir di sepanjang tahun tanpa henti. Mata air ini digunakan sebagai sumber air utama untuk masyarakat Dusun Pandak. Selain itu, mata air ini sebagai sumber air untuk keperluan irigasi dan PDAM Kota Magelang.
Acara Saparan ini biasanya diadakan pada hari minggu atau hari libur lainnya. Pada pagi hari, masyarakat melakukan kerja bakti di daerah Tuk Leri. Kegiatannya adalah bersih-bersih serta memperbaiki saluran-saluran air yang rusak serta fasilitas-fasilitas lain. Setelah kerja bakti selesai, dilanjutkan dengan doa dan makan bersama.
Secara suka rela, penduduk yang mampu mengeluarkan nasi beserta kelengkapannya. Pada zaman dahulu nasi yang digunakan adalah nasi megono. Nasi megono adalah nasi yang dimasak dengan santan serta dilengkapi dengan sayur kotok dan ingkung. Namun seiring dengan perkembangan zaman, nasi yang digunakan terserah dari yang mau memberikan dengan lauk dan sayur seadanya.
Nasi beserta perlengkapannya di hamparkan diatas tatanan daun pisang yang memanjang. Penduduk yang datang mengelilingi nasi tersebut. Setelah semua siap, dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh kyai dari dusun atau yang sering dikenal dengan kaum. Acara terakhir adalah makan bersama.
Readmore »»

Wednesday, March 13, 2013

PERBEDAAN BUDAYA



I.            PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Indonesia memiliki keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut.Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia.Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu.Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi.Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki beragam suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke. Beragamnya suku bangsa tersebut yang menimbulkan  beragamnya kebudayaan di Indonesia. Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit termasuk system agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Apa yang diajarkan kepada kita selama ini tentang kebudayaan telah membentuk suatu keyakinan bahwa kebudayaan itu merupakan blue-print yang telah menjadi kompas dalam perjalanan hidup manusia, ia menjadi pedoman dalam tingkah laku. Pandangan semacam ini pun telah menyebabkan peneliti menurut keberlanjutan kebudayaan itu pada ekspresi simbolik individu dan kelompok, terutama untuk melihat bagaimana proses pewarisan nilai itu terjadiseperti yang dibayangkan Clifford Geertz bahwa kebudayaan itu, “merupakan pola dari pengertian-pengertian atau makna-makna yang terjalin secara menyeluruh dalam symbol-simbol dan ditransmisikan secara historis” (Geertz, 1973:89). Pada bagian selanjutnya Geertz juga mengatakan bahwa kebudayaan itu “merupakan system mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan”.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Mengapa kebudayaan di Indonesia berbeda-beda?
2.      Bagaimanakan dampak dan cara menanggapi perbedaan budaya yang ada di Indonesia?
3.      Bagaimanakah contoh perbedaan budaya di Indonesia?


II.            PEMBAHASAN
A.    ARTI BUDAYA
Seperti yang telah dituliskan oleh Harrison dan Huntington, “Istilah ‘budaya’, tentu saja, mempunyai arti banyak dalam disiplin ilmu serta konteks yang berbeda.” Sifat sulit untuk dipahami ini mungkin dapat dicerminkan dalam fakta bahwa pada awal tahun 1952 ulasan tentang literature antropologi mengungkap 164 definisi berbeda dari kata budaya. Seperti yang dikemukakan oleh Lonner dan malpass, definisi ini, “mencakup pengertian yang merupakan pemrograman pikiran’ atau budaya  merupakan yang dibuat manusia dalam lingkungan”. Media juga menggunakan kata ini untuk menggambarkan aspek yang mengagumkan dalam diri manusia seperti musik klasik, ilmu seni atau makanan dan anggur yang luar biaasa. Hal ini, tentu saja bukanlah cara yang kita rencanakan dalam menggunakan kata ini. Untuk tujuan kita, kita memerhatikan pengertian yang mengandung tema babagaimana budaya dan komunikasi itu berhubungan. Satu pengertian yang memenuhi persyaratan tersebut adalah yang dijabarkan oleh Triandis: “Kebudayaan merupakan elemen subjektif dan objektif yang dibuat manusia yang di masa lalu meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup dan berakibat dalam kepuasan pelaku dalam ceruk ekologis, dan demikian tersebar diantara mereka yang dapat berkomunikasi satu sama lainnya, karena mereka mempunyai kesamaan bahasa dan mereka hidup dalam waktu dan tempat yang sama”.

B.     Penyebab Perbedaan Budaya
1.      Faktor adat istiadat
Faktor adat istiadat adalah nilai tidak bersifat universal artinya tidak untuk setiap masyarakat/kelompok menerima nilai tersebut, sehingga nilai antara suatu daerah dengan daerah lainya berbeda-beda.Contoh: adat istiadat masyarakat SUNDA dengan masyarakat JAWA tengah berbeda.
2.      Faktor agama
Faktor agama adalah faktor yg paling mempengaruhi norma dan nilai , karena di setiap agama berbeda pantangan dan ibadah nya.Contoh : di agama islam alkohol dan daging babi itu HARAM tetapi di agama lain tidak di haram kan.

3.      Faktor lingkungan (tempat tinggal)
Faktor lingkungan adalah faktor lingkungan pun berperan dalam pembedaan nilai dan norma setiap daerah / tempat masing”.Contoh : lingkungan di pasar sangat berbeda dengan lingkungan di perumahan, jika di pasar ada pereman yg galak tetapi d daerah komplek tdk ada preman (yg memegang/ menarik bayaran”majeg”)
4.      Faktor kebiasaan
Faktor kebiasaan adalah faktor yg d pengaruhi oleh sering tidak nya orang itu melaksanakan suatu pekerjaan.Contoh : orang yg berada di pesantren sudah terbiasa membaca Al- Quran dan salat, tetapi orang yg berada di Jalan” luar belum tentu terbiasa salat dan membaca AL-Quran.
5.      Faktor tradisi/ budaya
Faktor budaya adalah budaya di dlam suatu masyarakat/kelompok berbeda-beda, begitu pun juga norma dan nilai di dlam suatu masyarakat berbeda-beda, jadi hubungan antara buda dan nilai yaitu suatu norna di dalam suatu masyarakat memiliki perbedaan masing-masing.
6.      Faktor Suku
Suku-Suku Di Indonesia Bermacam-Macam Ada Suku Sunda, Jawa , Minang Dan Lain-Lain.Setiap Suku Memiliki Suatu Nilai Dan Norma Yang Berbeda-Beda, Contohnya Jika Di Jawa Barat Di Dlam Suatu Pernikahaan Itu Yang Melamar Laki-Laki, Teapi Di Sumatra Barat Yang Melamar Itu Perempuan.

C.    Akibat dan Cara Menanggapi Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya tidak jarang menimbulkan konflik dalam kehidupan.Perpecahan antar suku bangsa yang didasarkan oleh perbedaan nilai tidak dapat dipungkiri dalam kenyataannya.Seperti yang terjadi pada konflik Poso, Ambon dan tragedi Sampit.Maka harapan Indonesia menciptakan Indonesia bersatu menekankan adanya pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.Pekerjaan adanya perpecahan dalam persatuan.Dan dibutuhkan penyelesaiannya.
Antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain harus membuka diri. Sehingga perbedaan dalam memandang suatu hal dapat berakibat pada ketidak sesuaian.Maka hal yang ditakutkan terjadinya disintegrasi didalamnya.Indonesia dengan suku yang berbeda seolah memberikan gambaran kuatnya potensi konflik.Bangsa Indonesia memiliki permasalahan dalam hal nilai diantara etnisnya.
Berikut ini adalah cara kita menghadapi perbedaan budaya:
1.      Mengembangkan Sikap Toleran
2.      Meninggalkan Sikap Primordialisme
3.      Mengembangkan Sikap Nasionalisme
4.      Menyelesaikan Konflik secara Akomodatif
5.      Menegakkan Fungsi Hukum
6.      Mengembangkan Kesadaran Peranan

D.    Contoh Perbedaan Budaya
Salah satu contoh budaya yang berbeda adalah suku sunda dengan suku lampung. Ulun lampung adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan sebagian provinsi Sumatera Selatan. Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Lampung.
1.      Rumah Adat
Rumah adat lampung yang sering disebut Lamban, Lambahana atau Nuwou. Lamban biasanya terbuat dari kayu an berbentuk rumah paggung. Sedangkan rumah adat sunda disebut dengan imah. Imah terbuat dari kayu dan berdinding bambu. Seperti halnya lamban, imah juga beratap ijuk. Imah juga berbentuk rumah panggung dengan tinggi kolong 0,5-1 meter, sedangkan tinggi kolong pada rumah adat lampung lebih tinggi.
2.      Komunikasi
Di dalam komunikasi sehari-hari orang suku lampung menggunakan bahasa lampung, sedangkan suku sunda menggunakan bahasa sunda. Pada komunikasi tertulis, orang lampung menggunakan aksara kaganga, sedangkan suku sunda menggunakan aksara ngalagena.
3.      Sistem kekeluargaan
Suku lampung menganut sistem patrilineal, yaitu suatu masyarakat hukum, di mana para anggotanyamenarik garis keturunan ke atas melalui garis bapak, bapak dari bapak, teruske atas, sehingga akhirnya dijumpai seorang laki-laki sebagai moyangnya. Sedangkan suku sunda menggunakan Sistem Parental atau Bilateral, yaitu masyarakat hukum, di mana paraanggotanya menarik garis keturunan ke atas melalui garis Bapak dan Ibu,terus ke atas, sehingga dijumpai seorang laki-laki dan seorang perempuansebagai moyangnya.
4.      Pernikahan
Secara umum, alur pernikahan antara suku lampung dan suku sunda hampir sama. Di dalam adat lampung upacara yang dilakukan sebelum pernikahan antara lain nindai/nyubuk,  nunang (ngelamar), yirok (ngikat), berunding (menjeu), sesimburan (dimandikan), betanges (mandi uap) dan berparas (meucukur). Selain itu, di tempat keluarga gadis dilaksanakan 3 acara pokok dalam 2 malam, yaitu Maro Nanggep, Cangget pilangan dan Temu di pecah aji. Sedangkan di Sunda upacara yang dilakukan adalah neundeun omong (berjanji), galamar / nyeureuhan / nanyaan (meminang), papacangan (tunangan), seserahan (menyerahkan), helaran (iring-iringan), ngeuyeuk seureuh (menyiapkan sirih pinang) dan siraman (memandikan calon pengantin). Perbedaannya terletak pada saat memandikan calon pengantin, pada adat lampung calon pengantin wanita mandi bersama dengan wanita-wanita lain, sedangkan pada adat sunda wanita dimandikan oleh ibu, nenek dan sesepuh wanita lainnnya.
Pada hari pernikahan, ijab kabul pada prosesi pernikahan adat lampung dilakukan di tempat pengantin pria, sedangkan pada pernikahan sunda dilaksanakan di tempat mempelai pria. Setelah pernikahan di dalam adat Sunda ada upacara nebus atau numbas yaitu selamatan, sedangkan di dalam adat lampung tidak ada.

 III.            KESIMPULAN
§  Perbedaan kebudayaan di Indonesia disebabkan oleh faktor adat istiadat, agama, lingkungan, kebiasaan, tradisi/ budaya dan suku yang berbeda.
§  Perbedaan kebudayaan seringkali menyebabkan konflik dan perpecahan. Untuk menanggapi keadaan tersebut kita harus mengembangkan sikap toleran, meninggalkan sikap primordialisme, mengembangkan sikap nasionalisme, menyelesaikan konflik secara akomodatif, menegakkan fungsi hukum dan mengembangkan kesadaran peranan
§  Salah satu contoh kebudayaan yang berbeda adalah kebudayaan Lampung dan Sunda jika dilihat dari rumah adat, sistem kekeluargaan, komunikasi, dan tradisi pernikahan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Samovar, Larry A. 2010.Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika.
Dwiningrum, Siti I, dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Fernandi, D. (2011, Mei 1). Rumah Adat Lampung. Dipetik Februari 25, 2012, dari Booze Magazine: http://boozemagazine.com/
Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah (Indonesia). 2006. Adat Istiadat Daerah Lampung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah
Sikap Kritis Konsekuensi Masyarakat Multikultural. (2012, Maret). Dipetik Februari 25, 2013, dari ssbelajar.blogspot.com
Sirmawan, B. (2011, April 4). Penyebab Perbedaan Kebudayaan. Dipetik 02 25, 2013, dari Just me: bayusirmawan.blogspot.com
Suciati. SIMBOL DAN MAKNA UPACARA PADA PERKAWINAN MASYARAKAT SUKU SUNDA. Universitas Pendidikan Indonesia.
Suku Sunda. (t.thn.). Dipetik 25 Januari  2012, dari Wikipedia: http://id.wikipedia.org/
Suku Lampung. (t.thn.). Dipetik 25 Januari  2012, dari Wikipedia: http://id.wikipedia.org/
Suryani, E. Pandangan Hidup Orang Sunda.
 Supriyadi, W. (2009, Desember 26). Mengenal Aksara Ngalagena. Dipetik Februari 25, 2013, dari http://edukasi.kompasiana.com/
ssbelajar.blogspot.com/2012/03/sikap-kritis-konsekuensi-masyarakat.html
Rosmelia. 2008. SISTEM PEWARISAN PADA MASYARAKAT LAMPUNG PESISIR YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI.Tesis. Universitas Diponegoro
Readmore »»