SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI...... TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA...... Putra Kalimas: Tradisi Saparan

Wednesday, March 27, 2013

Tradisi Saparan




Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dan suku bangsa. Hal tersebut menyebabkan Indonesia kaya akan budaya. Budaya Indonesia yang beraneka warna merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya, baik yang berupa benda, pola pikir ataupun tradisi.
Belakangan ini banyak budaya indonesia yang mulai berkurang peminatnya. Akibatnya banyak budaya-budaya daerah yang hilang ataupun diakui oleh negara lain. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui hal-hal yang menyebabka suatu budaya ditinggalkan oleh peminatnya. Selanjutnya kita akan tahu dan harus melaksanakan upaya-upaya untuk melestarikan budaya-budaya kita.
Salah satu budaya yang mulai berkurang peminatnya adalah Tradisi Saparan. Tradisi ini ada di Dusun Pandak, Lebak, Grabag, Magelang. Ditinjau dari manfaatnya, tradisi ini sangat penting baik dari segi lingkungan maupun masyarakat. Namun akhir-akhir ini, pendukung tradisi Saparan ini mulai berkurang. 
Setiap Bulan Sapar, di Dusun Pandak, Desa lebak, Grabag, Magelang diadakan suatu tradisi, yaitu Saparan. Tradisi ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan atas karunia yang diberikan, yaitu berupa mata air yang tetap lestari yang dikenal dengan Tuk Leri. Tuk Leri adalah salah satu mata air yang berada di Desa Lebak. Mata air ini mengalir di sepanjang tahun tanpa henti. Mata air ini digunakan sebagai sumber air utama untuk masyarakat Dusun Pandak. Selain itu, mata air ini sebagai sumber air untuk keperluan irigasi dan PDAM Kota Magelang.
Acara Saparan ini biasanya diadakan pada hari minggu atau hari libur lainnya. Pada pagi hari, masyarakat melakukan kerja bakti di daerah Tuk Leri. Kegiatannya adalah bersih-bersih serta memperbaiki saluran-saluran air yang rusak serta fasilitas-fasilitas lain. Setelah kerja bakti selesai, dilanjutkan dengan doa dan makan bersama.
Secara suka rela, penduduk yang mampu mengeluarkan nasi beserta kelengkapannya. Pada zaman dahulu nasi yang digunakan adalah nasi megono. Nasi megono adalah nasi yang dimasak dengan santan serta dilengkapi dengan sayur kotok dan ingkung. Namun seiring dengan perkembangan zaman, nasi yang digunakan terserah dari yang mau memberikan dengan lauk dan sayur seadanya.
Nasi beserta perlengkapannya di hamparkan diatas tatanan daun pisang yang memanjang. Penduduk yang datang mengelilingi nasi tersebut. Setelah semua siap, dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh kyai dari dusun atau yang sering dikenal dengan kaum. Acara terakhir adalah makan bersama.

1 comment:

  1. Perkenalkan nama saya zull fikar. Dan saya ingin mengucapkan banyak terimah kasih kepada MBAH JONOSEUH atas bantuannya selama ini dan saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sukses dan ini semua berkat bantuan MBAH JONOSEUH,selama ini, saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang2 dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya usaha Restoran sendiri,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH JONOSEUH atas bantuan pesugihan putih dan dana ghaibnya, dan saya yang dulunya pakum karna masalah faktor ekonomi dan kini kami sekeluarga sudah sangat serba berkecukupan dan tidak pernah lagi hutang sana sini,,bagi anda yang punya masalah keuangan jadi jangan ragu-ragu untuk menghubungi MBAH JONOSEUH karna beliau akan membantu semua masalah anda dan baru kali ini juga saya mendaptkan para normal yang sangat hebat dan benar-benar terbukti nyata,ini bukan hanya sekedar cerita atau rekayasa tapi inilah kisah nyata yang benar-benar nyata dari saya dan bagi anda yg ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH JONOSEUH di O823 4444 5588 dan ingat kesempatan tidak akan datang untuk yang ke 2 kalinya terimah kasih..

    ReplyDelete