SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI...... TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA...... Putra Kalimas: Pemeriksaan Telur Cacing pada Feses

Tuesday, May 31, 2011

Pemeriksaan Telur Cacing pada Feses

Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya.
Pemeriksaan telur-telur cacing dari tinja terdiri dari dua macam cara pemeriksaan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode natif, metode apung, dan metode harada mori. Sedangkan pemeriksaan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode kato.

1.      Metode Natif
Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl fisiologis (0,9%) atau eosin 2%. Penggunaa eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran disekitarnya. Eosin memberikan latar belakang merah terhadap telur yang berwarna kekuning-kuningan dan untuk lebih jelas memisahkan feces dengan kotoran yang ada.
Alat dan Bahan
  1. Gelas obyek
  2. Pipet tetes
  3. Lidi
  4. Cover glass
  5. Mikroskop
  6. Tinja anak kecil
  7. Eosin 2%
Cara kerja :
  1. Gelas obyek yang bersih di teteskan 1-2 tetes NaCl fisiologi atau eosin 2%
  2. Dengan lidi, di ambil sedikit tinja dan taruh pada larutan tersebut
  3. Dengan lidi tadi, kita ratakan /larutkan, kemudian di tutup dengan gelas beda/cover glass.

2.      Metode Apung (Flotation method)
Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau larutan gula jenuh yang didasarkan atas BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur-telur terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel yang besar yang terdapat dalam tinja. Pemeriksaan ini hanya berhasil untuk telur-telur Nematoda, Schistostoma, Dibothriosephalus, telur yang berpori-pori dari famili Taenidae, telur-telur Achantocephala ataupun telur Ascaris yang infertil.
Alat dan Bahan
  1. Obyek glass
  2. Mikroskop
  3. Cover glass
  4. Penyaring teh
  5. Tabung reaksi
  6. Pengaduk dan beker glass
  7. Tinja
  8. Larutan NaCl jenuh (33%)
  9. Aquades
Cara kerja
  1. 10 gram tinja di campur dengan 200 ml NaCl jenuh (33%), kemudian di aduk sehingga larut. Bila terdapat serat-serat selulosa di saring menggunakan penyaring teh.
  2. Di diamkan selama 5-10 menit, kemudian dengan lidi di ambil larutan permukaan dan di taruh di atas gelas obyek, kemudian di tutup dengan cover glass. Di periksa di bawah mikroskop.
  3. Di tuangkan ke dalam tabung reaksi sampai penuh, yaitu rata dengan permukaan tabung, didiamkan selama 5-10 menit dan di tutup/di letakkan gelas obyek dan segera angkat. Selanjutnya di letakkan di atas gelas preparat dengan cairan berada di antara gelas preparat dan gelas penutup, kemudian di periksadi bawah mikroskop.

3.      Metode Harada Mori
Metode ini digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi larva cacing Ancylostoma Duodenale, Necator Americanus, Srongyloides Stercolaris dan Trichostronngilus yang didapatkan dari feses yang diperiksa. Teknin ini memungkinkan telur cacing dapat berkembang menjadi larva infektif pada kertas saring basah selama kurang lebih 7 hari, kemudian larva ini akan ditemukan didalam air yang terdapat pada ujung kantong plastik.
Alat dan Bahan
  1. Kantong plastik ukuran 30x200mm
  2. Kertas saring ukuran 3x15cm
  3. Lidi bambu
  4. Penjepit
  5. Mikroskop
  6. Tinja
  7. Aquades steril
Cara kerja
  1. Plastik di isi aquades steril kurang lebih 5ml.
  2. Dengan lidi bambu, tinja di oleskan pada kertas saring sampai mengisi sepertiga bagiannya tengahnya.
  3. Kertas saring di masukkan ke dalam plastik tersebut diatas. Cara memasukkan kertas saring dilipat membujur dengan ujung kertas menyentuh permukaan aquades dan tinja jangan sampai terkena aquades.
  4. Nama penderita, tangggal penamaan, tempat penderita, dan nama mahasiswa. Tabung di tutup plastik/dijepret.
  5. Simpan selama 3-7 hari.
  6. Disentrifuge dan dimbil dengan pipet tetes kemudian diamati dibawah mikroskop.

4.      Metode Kato
Teknik sediaan tebal (cellaphane covered thick smear tecnique) atau disebut teknik Kato. Metode ini digunakan untuk menemukan adanya telur cacing parasit dan menghitung jumlah telur cacing yang terdapat pada feses. Pengganti kaca tutup seperti teknik digunakan sepotong “cellahane tape”. Teknik ini lebih banyak telur cacing dapat diperiksa sebab digunakan lebih banyak tinja. Teknik ini dianjurkan untuk Pemeriksaan secara massal karena lebih sederhana dan murah. Morfologi telur cacing cukup jelas untuk membuat diagnosa. Pada metode ini diadakan penambahan melachite green untuk memberi latar belakang hijau.
Anak-anak mengeluarkan tinja kurang lebih 100 gram/hari, dewasa mengeluarkan tinja kurang lebih 150 gram/hari. Jadi, misalnya dalam 1 gram feces mengandung 100 telur maka 150 gram tinja mengandung 150.000 telur.
Alat
  1. Selophane
  2. Gelas preparat
  3. Karton berlubang
  4. Soket bambu
  5. Kawat saring
  6. Kertas minyak
Bahan
  1. Bahan yang di gunakan adalah larutan untuk memulas selophane terdiri dari 100 bagian aquades (6%), 100 bagian gliserin, 1 bagian melachite green 3% dan tinja 30mg.
Cara kerja
  1. Sebelum pemakaian, pita selophane di masukkan ke dalam larutan melachite green selam kurang lebih 24 jam.
  2. Di atas kertas minyak, di taruh tinja sebesar butir kacang, selanjutnya di atas tinja tersebut di tumpangi dengan kawat saringan dan ditekan-tekan sehingga di dapatkan tinja yang kasar tertinggal di bawah kawat dan tinja yang halus keluar di atas penyaring.
  3. Dengan lidi, tinja yang sudah halus tersebut di ambil di atas kawat penyaring kurang lebih 30mg, dengan menggunakan cetakan karton yang berlubang di taruh gelas preparat yang bersih.
  4. Selanjutnya ditutup dengan pita selophane dengan meratakan tinja di seluruh permukaan pita sampai sama tebal, dengan bantuan gelas preparat yang lain.
  5. Di biarkan dengan temperatur kamar selama 30-60 menit supaya menjadi transparan.
  6. Seluruh permukaan di periksa dengan menghitung jumlah semua telur yang ditemukan dengan perbesaran lemah.

No comments:

Post a Comment